Oleh Andrie Wongso
Alkisah,
Putera yang telah yatim sedari kecil, tinggal bersama sang bunda di
sebuah rumah yang sederhana. Mereka bertetangga akrab dengan Pak Mansur
yang tinggal sendiri di rumahnya yang luas. Dalam segala hal, masalah
apa pun, Pak Mansur adalah konsultan terbaik bagi Putera.
Setelah
lulus sekolah dan menikah, Putera dan keluarga kecilnya pindah ke kota.
Dia begitu sibuk bekerja hingga tidak punya waktu untuk menemani istri
dan anaknya, apalagi pulang kampung untuk bertandang ke tetangganya
dulu.
Suatu hari, bunda mengabarkan berita duka bahwa Pak Mansur
meninggal dunia dan akan dimakamkan 3 hari mendatang. Meski pekerjaan
menumpuk, Putera memutuskan untuk pulang. Upacara pemakaman berlangsung
sederhana dan sepi karena Pak Mansur tidak memiliki banyak kerabat.
Malam
sebelum kembali ke kota, Putera bersama sang bunda berkunjung ke rumah
tetangga lama. Pusaran waktu seakan membawanya ke masa lalu saat bersama
penghuni rumah itu. Di sini, setiap lukisan, setiap sudut, dia hafal
dan paling tahu...Tiba-tiba, Putera menghentikan langkahnya dan menatap
meja di depannya.
"Ada apa?" tanya bunda.
"Kotak kecil itu hilang," jawab Putera.
"Kotak kecil apa?" tanya bundanya lagi.
"Pak
Mansur punya sebuah kotak kecil berwarna emas dan terkunci. Di meja
ini. Sering saya tanya, ‘Apa isi kotak kecil itu?' dan dia selalu
menjawab, ‘Di dalam sini, tersimpan barang yang paling berharga'," jelas
Putera sambil menirukan suara Pak Mansur. "Dan saya bahkan tidak pernah
tahu barang apa yang paling berharga itu," lanjut Putera, merasa
bersalah.
Dua minggu berlalu, Putera mendapat kiriman sebuah
paket. Tertulis nama pengirim: "Bapak Mansur". Dengan penasaran,
buru-buru dibukanya kiriman itu. Putera terpana saat menemukan kotak
kecil berwarna emas dan sebuah kunci, serta secarik kertas. Dengan
tangan gemetar, Putera membaca surat itu: "Setelah saya meninggal, kotak
ini tolong diberikan kepada Putera. Ini adalah barang yang paling
berharga selama kehidupanku." Dengan debar jantung yang kuat, Putera
menemukan sebuah jam saku yang sangat indah. Dengan rasa sayang, Putera
menyentuh permukaan jam saku dan membuka penutupnya. Di dalamnya terukir
kata-kata: "Putera, terima kasih atas waktumu-Mansur."
"Ya Tuhan, ternyata barang paling berharga bagi Pak Mansur adalah waktuku. Saat bersama dengannya!"
Putera
terpaku sejenak dan seakan ‘tertampar' kesadarannya. Ia segera berpesan
kepada asistennya untuk mengosongkan jadwal selama 3 hari. "Mengapa,
Pak?" tanya asistennya kebingungan.
"Penting dan mendesak! Saya harus menemani keluarga saya," jawabnya.
Sahabat yang luar biasa,
Setiap
saat kita sibuk bekerja keras dengan alasan ingin sukses dan kaya raya
demi membahagiakan keluarga kita. Tetapi, pada akhirnya, justru waktu
bersama keluargalah yang selalu dikorbankan untuk itu, sehingga
banyaknya uang tidak berujung membahagiakan.
Mari ingatkan pada
diri sendiri, untuk bijak membagi waktu agar kehidupan berjalan dengan
seimbang dan bahagia menjadi milik bersama.
Salam sukses luar biasa!!!
http://jualrak.asia/jual-rak-gudang
http://rayarakminimarket.com/rak-gudang-rekondisi/
http://jayarak.com/rak-gudang-rekondisi/
http://jayarakminimarket.com/rak-gudang-rekondisi/
0 komentar:
Posting Komentar